AUTUMN IN PARIS
Judul Buku :
Autumn In Paris
Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2007
Tempat terbit : Jakarta
Jumlah halaman : 264
Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda asal Jepang bernama Tatsuya dan seorang wanita cantik keturunan Indonesia-Prancis bernama Tara Dupont yang menjalin cinta namun tidak mengetahui satu sama lain bahwa ada ikatan darah yang menghubungkannya.
Tatsuya yang sangat membenci kota Paris dari kecil terpaksa mengunjungi kota ini karena wasiat dari almarhumah ibunya. Permintaan ibunya yang menginginkan Tatsuya untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Tatsuya pun akhirnya tiba di Paris. Pekerjaan Tatsuya yang sebagai businessman mengharuskan ia menjalin kerja sama dengan berbagai negara termasuk Prancis.
Tara Dupont gadis blasteran Indonesia-Prancis merupakan putri dari Jean-Daniel Dupont seorang pengusaha kaya di Prancis. Ibunya berasal dari Indonesia. Namun, mereka telah bercerai secara baik-baik. Tara yang berprofesi sebagai penyiar radio ini memiliki penyakit yang sangat sulit dihilangkan, yaitu rasa ingin tahu. Sifatnya inilah yang akhirnya membawa Tara menemukan cintanya. Tara mempunyai sahabat yang sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri yaitu Sebastien Giraudeau. Sebastien Giraudeau merupakan seorang arsitektur asal Prancis. Saat ini ia sedang menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.
Suatu hari di studio radio, Tara sedang menunggu telepon dari Sebastien karena sudah seminggu dia tidak menelponnya. Namun, ponselnya tidak juga berdering. Lalu dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Sampai di lobi kantornya ia menemukan seseorang yang selama ini ia cari-cari yaitu Sebastien. Sebastien pun menghampiri Tara. Namun ia malah mendapat makian dari Tara Dupont itu. Tara kesal karena Sebastien tidak pernah menghubunginya dan juga tidak menjemputnya sewaktu di bandara. Sebastien pun meminta maaf dan mengajak Tara untuk makan malam di salah satu kedai pinggir jalan. Kedai itu khusus menyajikan makanan asli Indonesia. Setibanya di kedai tersebut Sebastien pun menceritakan semuanya kenapa dia tidak menghubungi Tara dan lupa menjemputnya sewaktu di bandara. Tara pun akhirnya mengerti.
Sebastien juga menceritakan tentang proyek terbarunya yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan Jepang. Malam itu juga Sebastien mengajak rekan bisnis barunya untuk makan malam. Tara sedikit kesal karena hari ini ia hanya ingin berdua saja dengan Sebastien. Rekan bisnisnya itu pun telah tiba di kedai tersebut. Ia bernama Tatsuya Fujisawa. Sebastien mengenalkan Tatsuya kepada Tara. Laki-laki berwajah tampan, berambut hitam dan ramah. Begitulah kesan pertama Tara terhadap Tatsuya.
Karena rasa penasarannya Tara terhadap Tatsuya, lalu ia memutuskan untuk menelepon Sebastien dan mengajaknya untuk bertemu. Ia ingin menannyakan apa saja tentang Tatsuya. Tetapi Sebastien tidak bisa bertemu karena ia sedang urusan bisnis ke Nice. Tara pun menundanya dan memutuskan untuk pergi ke kantor. Namun sebelum masuk kantor Tara mampir ke sebuah kafe sederhana dekat dengan kantornya. Tetapi saat tiba disana ia melihat Tatsuya berada disana. Lalu mereka pun berbincang. Tara yang sangat pensaran dengan Tatsuya pun bertanya-tanya dengan Tatsuya nya sendiri. Tara bertanya kenapa selama ia pergi ke Prancis Tatsuya tidak pernah mengunjungi kota-kota yang ada. Namun, Tatsuya hanya menjawab ia sedang mencari seseorang. Tatsuya pun meminta tolong kepada Tara untuk menjadi pemandu wisatanya selama di Paris. Tara pun setuju. Mereka akan jalan-jalan pada hari minggu nanti.
Sejak hari itu, Tara dan Tatsuya sering pergi bersama. Mereka jadi begitu lebih dekat. Tatsuya yang awalnya datang ke Paris hanya untuk bisnis pun memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi. Alasannya adalah karena ia telah menemukan gadis yang pernah ia temui pertama kalinya saat baru tiba di bandara. Gadis itu ternyata adalah Tara. Sewaktu itu Tara sedang menunggu jemputan dari Sebastien yang tidak bisa datang di kafe bandara. Tatsuya pun langsung jatuh cinta. Sejak saat itu ia menjalin hubungan dengan Tara Dupont. Setelah berada lama di Prancis dan menjalin hubungan dengan Tara, akhirnya Tatsuya pun memberitahu alasan mengapa Ia pergi ke Prancis, selain untuk bekerja tentunya. Ternyata, Tatsuya Fujisawa ingin menemui cinta pertama Ibunya, dan menyerahkan surat dari Ibunya sebelum meninggal kepada orang itu. Tara hanya beranggapan bahwa tugas itu harus dilaksanakan Tatsuya dengan baik karena menyangkut permintaan terakhir Ibunya.
Akhirnya, Tatsuya memutuskan untuk segera bertemu dengan orang itu. Tak disangka, cinta pertama Ibunya adalah seseorang yang baik dan mau menerimanya. Pria Prancis berumur sekitar 50 tahun dan memiliki mata seperti dirinya, Monsieur Lemercier. Dari surat cinta Ibunya, dikatakan bahwa Tatsuya adalah anak kandung Ibunya dengan Lemercier. Ibunya, Sanae Nakata hamil saat Ayah kandungnya kembali ke Prancis setelah berlibur singkat di Jepang. Kini, Tatsuya memiliki Ayah angkat yang sangat menyayanginya di Jepang, Kenichi Fujisawa. Lemercier juga menceritakan bahwa Ia memiliki seorang anak perempuan bernama Victoria.
Suatu hari, Tara mengajak Tatsuya untuk mengunjungi pub milik Ayahnya. Tak disangka-sangka disana Tatsuya bertemu dengan Jean-Daniel Dupont ayah Tara. Tatsuya mengenalnya sebagai Tuan Lemercier orang yang beberapa hari lalu ia temui. Tatsuya semakin bingung dan gelisah saat Tara memanggil tuan Dupont “Papa” dan memperkenalkan kepada Tatsuya bahwa Tuan Dupont adalah Ayahnya. Begitu pula dengan Tuan Dupont, Ia memperkenalkan Tara dengan nama kecilnya, Victoria. Begitu melihat Tatsuya, Daniel Dupont segera mempertanyakan perasaan Tara terhadap Tatsuya. Ia melihat perasaan suka dalam anaknya dan ternyata benar. Tara menyukai Tatsuya Fujisawa, dan itu tidak seharusnya terjadi. Pertemuan dan kenyataan itu membuat hati Tatsuya sangat terluka.
Beberapa hari setelah itu, Tatsuya kehilangan cahaya hidupnya. Ia menjadi gila kerja dan semakin sulit ditemui. Ia terlalu takut menghadapi kenyataan dan harus membuang perasaannya jauh-jauh. Sampai akhirnya, Tatsuya mengajukan tes DNA sebagai harapan terakhirnya kepada Tuan Dupont untuk memastikan bahwa Ia adalah anaknya. Harapan itu hilang, Ia adalah anak Jean-Daniel Lemercier, ayah Tara. Lambat laun, Tara mengetahuinya juga, bahwa Ia dan Tatsuya adalah saudara satu Ayah. Perasaannya tak terbendung lagi, segala ketakutan, kekecewaan, dan kegelisahan memenuhi otaknya. Cintanya dengan Tatsuya kini menjadi suatu kesalahan. Hal itu juga sempat membuat Tara berpikir untuk terjun dari sungai Seine.
Tara mencoba untuk mengerti keadaan saat ini, Tatsuya adalah saudaranya. Ia mencoba menerima takdir menyakitkan ini. Dengan keadaan dan perasaannya yang tidak menentu, Tatsuya kembali ke Jepang. Beberapa bulan kemudian, orang tua Tatsuya di Jepang memberitahu kabar buruk bagi Tara dan Ayahnya. Tatsuya mengalami kecelakaan di tempat konstruksi, dan sekarang sedang dalam keadaan koma. Ayah angkat Tatsuya percaya bahwa Tatsuya sedang menunggu Tara dan Jean-Daniel Lemercier.
Keadaan Tatsuya yang semakin harinya memburuk membuat Tara bersedih dan mengatakan sesuatu kepada Tatsuya. Kalimat penuh makna dari tara, “Aku akan selalu menyayangimu”. Saat Tara mengucapkan sebuah kalimat penuh makna, di saat itulah, Tatsuya pergi. Ia hanya bisa melihat dari jauh saat tubuh Tatsuya dikerumuni oleh dokter dan perawat. Tatsuya Fujisawa, kini telah pergi dan tak akan kembali. Tatsuya telah mengajarkan banyak hal pada Tara, tentang kepedihan, kenyataan, dan cinta. Tara kembali teringat, e-mail terakhir dari Tatsuya kepada Sebastien. “Selama dia bahagia. Aku juga akan bahagia. Sesederhana itu”
Tatsuya yang sangat membenci kota Paris dari kecil terpaksa mengunjungi kota ini karena wasiat dari almarhumah ibunya. Permintaan ibunya yang menginginkan Tatsuya untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Tatsuya pun akhirnya tiba di Paris. Pekerjaan Tatsuya yang sebagai businessman mengharuskan ia menjalin kerja sama dengan berbagai negara termasuk Prancis.
Tara Dupont gadis blasteran Indonesia-Prancis merupakan putri dari Jean-Daniel Dupont seorang pengusaha kaya di Prancis. Ibunya berasal dari Indonesia. Namun, mereka telah bercerai secara baik-baik. Tara yang berprofesi sebagai penyiar radio ini memiliki penyakit yang sangat sulit dihilangkan, yaitu rasa ingin tahu. Sifatnya inilah yang akhirnya membawa Tara menemukan cintanya. Tara mempunyai sahabat yang sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri yaitu Sebastien Giraudeau. Sebastien Giraudeau merupakan seorang arsitektur asal Prancis. Saat ini ia sedang menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.
Suatu hari di studio radio, Tara sedang menunggu telepon dari Sebastien karena sudah seminggu dia tidak menelponnya. Namun, ponselnya tidak juga berdering. Lalu dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Sampai di lobi kantornya ia menemukan seseorang yang selama ini ia cari-cari yaitu Sebastien. Sebastien pun menghampiri Tara. Namun ia malah mendapat makian dari Tara Dupont itu. Tara kesal karena Sebastien tidak pernah menghubunginya dan juga tidak menjemputnya sewaktu di bandara. Sebastien pun meminta maaf dan mengajak Tara untuk makan malam di salah satu kedai pinggir jalan. Kedai itu khusus menyajikan makanan asli Indonesia. Setibanya di kedai tersebut Sebastien pun menceritakan semuanya kenapa dia tidak menghubungi Tara dan lupa menjemputnya sewaktu di bandara. Tara pun akhirnya mengerti.
Sebastien juga menceritakan tentang proyek terbarunya yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan Jepang. Malam itu juga Sebastien mengajak rekan bisnis barunya untuk makan malam. Tara sedikit kesal karena hari ini ia hanya ingin berdua saja dengan Sebastien. Rekan bisnisnya itu pun telah tiba di kedai tersebut. Ia bernama Tatsuya Fujisawa. Sebastien mengenalkan Tatsuya kepada Tara. Laki-laki berwajah tampan, berambut hitam dan ramah. Begitulah kesan pertama Tara terhadap Tatsuya.
Karena rasa penasarannya Tara terhadap Tatsuya, lalu ia memutuskan untuk menelepon Sebastien dan mengajaknya untuk bertemu. Ia ingin menannyakan apa saja tentang Tatsuya. Tetapi Sebastien tidak bisa bertemu karena ia sedang urusan bisnis ke Nice. Tara pun menundanya dan memutuskan untuk pergi ke kantor. Namun sebelum masuk kantor Tara mampir ke sebuah kafe sederhana dekat dengan kantornya. Tetapi saat tiba disana ia melihat Tatsuya berada disana. Lalu mereka pun berbincang. Tara yang sangat pensaran dengan Tatsuya pun bertanya-tanya dengan Tatsuya nya sendiri. Tara bertanya kenapa selama ia pergi ke Prancis Tatsuya tidak pernah mengunjungi kota-kota yang ada. Namun, Tatsuya hanya menjawab ia sedang mencari seseorang. Tatsuya pun meminta tolong kepada Tara untuk menjadi pemandu wisatanya selama di Paris. Tara pun setuju. Mereka akan jalan-jalan pada hari minggu nanti.
Sejak hari itu, Tara dan Tatsuya sering pergi bersama. Mereka jadi begitu lebih dekat. Tatsuya yang awalnya datang ke Paris hanya untuk bisnis pun memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi. Alasannya adalah karena ia telah menemukan gadis yang pernah ia temui pertama kalinya saat baru tiba di bandara. Gadis itu ternyata adalah Tara. Sewaktu itu Tara sedang menunggu jemputan dari Sebastien yang tidak bisa datang di kafe bandara. Tatsuya pun langsung jatuh cinta. Sejak saat itu ia menjalin hubungan dengan Tara Dupont. Setelah berada lama di Prancis dan menjalin hubungan dengan Tara, akhirnya Tatsuya pun memberitahu alasan mengapa Ia pergi ke Prancis, selain untuk bekerja tentunya. Ternyata, Tatsuya Fujisawa ingin menemui cinta pertama Ibunya, dan menyerahkan surat dari Ibunya sebelum meninggal kepada orang itu. Tara hanya beranggapan bahwa tugas itu harus dilaksanakan Tatsuya dengan baik karena menyangkut permintaan terakhir Ibunya.
Akhirnya, Tatsuya memutuskan untuk segera bertemu dengan orang itu. Tak disangka, cinta pertama Ibunya adalah seseorang yang baik dan mau menerimanya. Pria Prancis berumur sekitar 50 tahun dan memiliki mata seperti dirinya, Monsieur Lemercier. Dari surat cinta Ibunya, dikatakan bahwa Tatsuya adalah anak kandung Ibunya dengan Lemercier. Ibunya, Sanae Nakata hamil saat Ayah kandungnya kembali ke Prancis setelah berlibur singkat di Jepang. Kini, Tatsuya memiliki Ayah angkat yang sangat menyayanginya di Jepang, Kenichi Fujisawa. Lemercier juga menceritakan bahwa Ia memiliki seorang anak perempuan bernama Victoria.
Suatu hari, Tara mengajak Tatsuya untuk mengunjungi pub milik Ayahnya. Tak disangka-sangka disana Tatsuya bertemu dengan Jean-Daniel Dupont ayah Tara. Tatsuya mengenalnya sebagai Tuan Lemercier orang yang beberapa hari lalu ia temui. Tatsuya semakin bingung dan gelisah saat Tara memanggil tuan Dupont “Papa” dan memperkenalkan kepada Tatsuya bahwa Tuan Dupont adalah Ayahnya. Begitu pula dengan Tuan Dupont, Ia memperkenalkan Tara dengan nama kecilnya, Victoria. Begitu melihat Tatsuya, Daniel Dupont segera mempertanyakan perasaan Tara terhadap Tatsuya. Ia melihat perasaan suka dalam anaknya dan ternyata benar. Tara menyukai Tatsuya Fujisawa, dan itu tidak seharusnya terjadi. Pertemuan dan kenyataan itu membuat hati Tatsuya sangat terluka.
Beberapa hari setelah itu, Tatsuya kehilangan cahaya hidupnya. Ia menjadi gila kerja dan semakin sulit ditemui. Ia terlalu takut menghadapi kenyataan dan harus membuang perasaannya jauh-jauh. Sampai akhirnya, Tatsuya mengajukan tes DNA sebagai harapan terakhirnya kepada Tuan Dupont untuk memastikan bahwa Ia adalah anaknya. Harapan itu hilang, Ia adalah anak Jean-Daniel Lemercier, ayah Tara. Lambat laun, Tara mengetahuinya juga, bahwa Ia dan Tatsuya adalah saudara satu Ayah. Perasaannya tak terbendung lagi, segala ketakutan, kekecewaan, dan kegelisahan memenuhi otaknya. Cintanya dengan Tatsuya kini menjadi suatu kesalahan. Hal itu juga sempat membuat Tara berpikir untuk terjun dari sungai Seine.
Tara mencoba untuk mengerti keadaan saat ini, Tatsuya adalah saudaranya. Ia mencoba menerima takdir menyakitkan ini. Dengan keadaan dan perasaannya yang tidak menentu, Tatsuya kembali ke Jepang. Beberapa bulan kemudian, orang tua Tatsuya di Jepang memberitahu kabar buruk bagi Tara dan Ayahnya. Tatsuya mengalami kecelakaan di tempat konstruksi, dan sekarang sedang dalam keadaan koma. Ayah angkat Tatsuya percaya bahwa Tatsuya sedang menunggu Tara dan Jean-Daniel Lemercier.
Keadaan Tatsuya yang semakin harinya memburuk membuat Tara bersedih dan mengatakan sesuatu kepada Tatsuya. Kalimat penuh makna dari tara, “Aku akan selalu menyayangimu”. Saat Tara mengucapkan sebuah kalimat penuh makna, di saat itulah, Tatsuya pergi. Ia hanya bisa melihat dari jauh saat tubuh Tatsuya dikerumuni oleh dokter dan perawat. Tatsuya Fujisawa, kini telah pergi dan tak akan kembali. Tatsuya telah mengajarkan banyak hal pada Tara, tentang kepedihan, kenyataan, dan cinta. Tara kembali teringat, e-mail terakhir dari Tatsuya kepada Sebastien. “Selama dia bahagia. Aku juga akan bahagia. Sesederhana itu”
Penulis Ringkasan :
ERAFIKA | suarafika@gmail.com | instagram: @eragene
Telah disunting oleh :
Editor Utama : Amelia Effendy | effendyamelia@gmail.com | ig : @ameliaeffendy
Asisten Editor : Setyo Wibowo | setyowibowo433@gmail.com | ig : wibsetyo
https://s.docworkspace.com/d/AOk56-vW1-8d4uPe79GmFA.