Judul : Critical Eleven
Genre : Drama Romantis
Sutradara : Monty Tiwa dan Robert Ronny
Produser : Chand Parwez Servia dan Robert Ronny
Durasi : 2 jam 15 menit
Penulis Ringkasan:
Anggie Indah Putri | anggieptr6627@gmail.com | instagram: @anggieip
Genre : Drama Romantis
Sutradara : Monty Tiwa dan Robert Ronny
Produser : Chand Parwez Servia dan Robert Ronny
Durasi : 2 jam 15 menit
Di dunia penerbangan, dikenal sebuah istilah yaitu “Critical Eleven”, yang berarti sebelas menit yang paling kritis di dalam pesawat. Tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing. Dalam sebelas menit ini, kru pesawat harus konsentrasi penuh karena 80% kecelakaan pesawat, umumnya terjadi saat ini.
Dalam film ini, pesawat menjadi tempat pertama kalinya Ale Risjad (Reza Rahardian) dan Anya Baskoro (Adinia Wirasti) bertemu dalam penerbangan dari Jakarta menuju Sydney. Mereka mulai bercengkerama satu sama lain karena Anya mencari benda yang selalu ia genggam saat ia merasa gelisah dalam pesawat. Pertemuan pertama antara Ale dan Anya dapat diibaratkan seperti “Critical Eleven”. Tiga menit pertama saat kesan pertama terbentuk dan delapan menit ketika senyumnya, tindak tanduknya, dan raut wajahnya menjadi tanda apakah akhir dari pertemuan tersebut akan berlanjut atau berakhir dengan perpisahan.
Setelah pertemuan pertama itu, Ale dan Anya menjalani hubungan. Awal hubungan percintaan mereka berjalan mulus. Kemudian berlanjut ke jenjang yang serius saat Ale memperkenalkan Anya kepada keluarganya hingga menuju dalam sebuah mahligai pernikahan. Semua keputusan yang mereka buat atas nama cinta. Anya menerima permintaan Ale untuk meninggalkan karir dan sahabat-sahabatnya di Jakarta yaitu Tara (Hannah Al Rashid), Agnes (Astrid Tiar), dan Donny (Hamish Daud) demi ikut dengan Ale pindah ke Manhattan, New York. Anya adalah seorang management consultant di perusahaan besar di Jakarta, sedangkan Ale adalah seorang engineer di perusahaan minyak raksasa di New York. Inilah alasan mengapa mereka pindah ke New York, yaitu pekerjaan Ale. Meskipun Anya ditinggal Ale bekerja selama berminggu-minggu tepatnya di tengah laut Teluk Meksiko, kehidupan awal pernikahan mereka di New York tetap terjalin harmonis. Sehingga sampailah pada satu titik, Anya bosan hanya berada di apartemen dan hendak mencari kerja. Lalu ia mendapat pekerjaan paruh waktu sebagai konsultan.
Saat Anya sudah menjadi pekerja paruh waktu sebagai konsultan, ia ternyata telah hamil. Perubahan hubungan mereka mulai terjadi saat Anya hamil. Ale mulai menjadi suami yang overprotective. Ale melarang Anya untuk bekerja dan memaksanya kembali ke Jakarta. Ale tidak ingin meninggalkan Anya dalam kondisi hamil saat ia harus bekerja dan meninggalkannya selama berminggu-minggu. Ia berpikir apabila Anya berada di Jakarta akan ada Ibu (Widyawati), Bapak (Slamet Rahardjo), Raisa (Revalina S. Temat), dan Haris (Refal Hady) yang akan menjaga Anya.
Saat Anya sedang berjalan sambil menelpon Ale, pesepeda tidak sengaja menabraknya dan ia langsung dibawa ke rumah sakit saat pesepeda itu tahu bahwa Anya sedang hamil. Ale yang mendengar kejadian itu lewat telepon, langsung bergegas ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kandungan Anya baik-baik saja, begitupun Anya. Ia berkata bahwa ia baik-baik saja. Tetapi berbeda dengan Ale, ia khawatir kejadian seperti itu akan terulang lagi dan dia sedang berada jauh dari Anya. Meski dibalut dengan pertengkaran kecil, mereka akhirnya menemukan solusi tengahnya. Ale pindah bekerja dari Meksiko ke Pulau Jawa, sehingga Anya bisa tinggal di Jakarta. Akhirnya mereka pulang ke Jakarta dan menunggu kelahiran anak mereka.
Puncak konflik terjadi ketika mereka sudah berada di Jakarta kembali. Saat pagi hari, Anya seperti biasa mengajak buah hatinya berbicara dan sang buah hati akan menjawab dengan tendangan, tetapi kali ini berbeda. Tidak ada tendangan dari dalam perut dan ia merasa bayi dalam perutnya semakin lemah. Melihat tanda-tanda tersebut, Anya meminta tolong Raisa untuk menemaninya ke rumah sakit. Ternyata janin dalam kandungan Anya telah mati karena tali pusar yang tersimpul sehingga ia tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi dari sang ibu. Dokter (Dwi Sasono) menyarankan untuk segera dilakukan operasi saat itu juga dan kemudian operasi dilaksanakan. Seusai itu, keharmonisan rumah tangga Ale dan Anya mulai merenggang, mereka tidak lagi berbicara satu sama lain. Bapak dan Ibu menasihati mereka untuk mulai memaafkan diri mereka masing-masing dan tetap menjaga hubungan dalam suka ataupun duka. Hingga pada akhirnya, Anya dan keluarga Ale mempersiapkan kejutan pesta ulang tahun untuk Ale sekaligus berharap mereka berdua berbaikan kembali. Tetapi sayangnya, keadaan semakin memburuk. Ale masih merasa Anya yang menyebabkan calon buah hatinya, Aidan menjadi meninggal dan itu yang menyebabkan Anya merasa semakin terpuruk.
Anya memutuskan untuk mengambil tawaran kerja di Melbourne, dia kemudian berangkat menuju bandara dengan meninggalkan surat tawaran kerja di rumah. Ale pun membacanya dan hendak menyusul Anya. Pikiran yang sedang kacau menyebakannya tidak dapat mengemudi dengan benar dan tertabrak oleh mobil sedan lain. Anya yang dikabari oleh keluarga Ale langsung putar balik menuju rumah sakit dimana Ale sedang dioperasi. Setelah kejadian ini, mereka berdua saling memaafkan satu sama lain. Tiga tahun kemudian, Anya melahirkan bayi mungilnya bernama Ansel, anak kedua Ale dan Anya.
Penulis Ringkasan:
Anggie Indah Putri | anggieptr6627@gmail.com | instagram: @anggieip
Best Roulette Casino Sites in 2021 | Live! Online Roulette
BalasHapusBest Roulette Casino Sites in 2021. Live! Online Roulette - Best luckyclub Roulette Casino Sites in 2021. Live! Online Roulette - Best Roulette Casino Sites in 2021. Live! Online Roulette - Best