Kami kaji, kami tuliskan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 13 Oktober 2019

Ringkasan Novel Jalan Lain ke Tulehu Karya Zen RS - Finda Rhosyana

0 comments




Judul               : Jalan Lain ke Tulehu: Sepakbola dan Kenangan yang Mengejar
Penulis             : Zen RS
Penerbit           : Bentang Pustaka
Cetakan           : I, Mei 2014
Jml hal             : viii+304 hal 19cm

Dia pulang ke rumah dengan lagkah yang terpincang-pincang. Ada nyeri yang menggigit. Dia tahu persis dari mana nyeri itu berasal dan dari mana darah itu menetes. Namun, dia tak berani memeriksanya sendiri. Ada ketakutan dan kecemasan yang membuatnya tak sanggup melihat langsung seberapa parah luka yang dideritanya.
Gentur tiba di Ambon ketika suhu pertikaian kala itu belum juga reda. Perjalanan panjangnya bahkan dimulai dengan sebuah kejadian mendebarkan di atas kapal laut yang membawanya dari Surabaya ke Ambon. Kejadian menegangkan lainnya bahkan tersuguh sejak satu jam pertama kedatangannya di tempat itu. Setelahnya, rangkaian kejadian-kejadian menegangkan jadi bumbu dalam satu plot perjalanan hidupnya di tanah para raja itu. 

Kedatangannya sebagai jurnalis di negeri yang sedang dilanda konflik horisontal membawa Gentur dalam cerita-cerita yang saling beririsan sekaligus memanggil-manggil kenangan lama yang tak selamanya manis.

Sepakbola kemudian membawanya ke Tulehu, sebuah negeri di tanah Maluku yang sejak dahulu dikenal sebagai tanah penghasil pemain sepakbola terbaik di negeri ini. Orang Tulehu tidak bisa dipisahkan dari sepakbola, sedari kecil sepakbola sudah jadi bagian dari hidup mereka. Bakat-bakat luar biasa pemain sepakbola lahir dari negeri Tulehu. Dari lapangan Matawaru sampai ke lapangan-lapangan besar di berbagai kota di Indonesia.


Sepakbola bukan sekadar olahraga. Bagi warga Tulehu, desa muslim di Maluku yang terkenal sebagai Kampung Sepakbola, kegiatan itu lebih bermakna dibandingkan shalat lima waktu. Terkadang justru mereka tak tanggung-tanggung— menyusup ke wilayah musuh saat konflik memanas hanya untuk menonton pertandingan sepakbola Belanda lawan Italia! Mau tak mau kegiatan yang menggiring dan memasukkan bola ke gawang lawan itu menempati peran tersendiri dalam berbagai peristiwa bersejarah Tulehu. Salah satunya adalah saat terjadi konflik antaragama di Maluku.

Mengangkat kisah Gentur dan kenangan bersama kekasihnya, Jalan Lain ke Tulehu: Sepakbola dan Ingatan yang Mengejar ini merupakan karya yang berada di tengah-tengah jurnalisme dan sastra. Dengan latar belakang sebagai jurnalis, Zen RS selaku penulis, memadukan hasil riset yang ditemuinya di lapangan pada Juni-Juli 2013 lalu dengan karakter-karakter imajiner karangannya. Perpaduan kedua hal itu membuat adanya suatu batas tak kentara dalam ‘novel fiksi’ ini. Data yang digunakan sebagai nyawa cerita dan pemaparan yang detil membuat jalan cerita justru terkesan seperti laporan perjalanan yang dialaminya tahun lalu di Tulehu. Melalui karya ini, penulis mengajak kita menerka-nerka garis batas itu— antara mana yang nyata dan yang tidak.

Penggunaan jurnalisme sebagai salah satu unsur dominan membuat novel ini berbeda dengan karya sastra lain. Apabila umumnya novel fiksi mengedepankan pendalaman deskriptif pada latar dengan alur yang bergerak perlahan, Jalan Lain ke Tulehu justru bersifat sebaliknya. Jalan cerita yang panjang disertai beragam konflik dijejalkan secara paksa oleh sang penulis dalam 292 halaman. Akibatnya, alur bergerak terlewat cepat di sebagian besar novel, membuat pembaca harus menghela napas dan membolak-balik halaman untuk memastikan tak ada yang terlewat. Pemaparan alur pun diberikan secara sangat ringkas— hanya berupa adegan demi adegan yang ditampilkan melalui narasi panjang orang ketiga. Alhasil, hingga akhir cerita, pembaca tak bisa memahami perawakan si tokoh utama dan alasannya terdampar di Tulehu secara utuh.

Di Tulehu, Gentur yang kemudian berkarib dengan Said pelatih sepakbola lokal menjalani banyak cerita. Gentur datang ke sebuah daerah yang sedang hangat oleh perseteruan berlatar agama, tidak ada ruang buat perbedaan. Beda agama berarti harus siap berakhir di ujung senjata. Provokasi datang hampir setiap saat, pertikaian seperti api dalam sekam yang siap tersulut kapan saja. Gentur yang orang asing mulai paham sedikit demi sedikit apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa dia inginkan, dia terseret juga dalam konflik horizontal di tanah Maluku itu.

Dari semua kejadian yang saling berkait satu sama lain itu Gentur menemukan satu hal yang bisa mengobati semua kepedihan itu, sepakbola! Sepakbola tidak pernah gagal menghilangkan ingatan perih dan semua beban kehidupan. Bahkan sepakbola juga yang membuat orang-orang Tulehu itu berani menyeberang ke desa Suli dan menantang maut hanya demi menonton semifinal Euro 2000 antara Belanda dan Italia.

*****
Buku ini saya lihat beberapa hari hilir mudik di lini masa akun Twitter penulisnya. Awalnya saya mengira buku ini adalah adaptasi cerita dari film Cahaya Dari Timur; Beta Maluku karya Angga Sasongko. Ternyata sama sekali bukan, buku ini dan film yang akan tayang 19 Juni nanti adalah 2 cerita berbeda meski latarnya sama, desa Tulehu di Maluku.

Halaman pertama novel setebal 300 halaman ini sudah mampu membuat saya terpaku. Zen RS sang penulis seperti biasa, sangat piawai merangkai kalimat untuk menggambarkan sebuah kejadian yang mendebarkan. Novel ini mengalir dalam alur yang sedang, tidak terlalu cepat tapi juga tidak lambat. Sesekali ada cerita flashback tentang kerusuhan 1998 yang menyimpan kenangan perih buat tokoh utama Gentur, atau juga cerita tentang hidup seorang mantan anggota KNIL beragama Nasrani yang harus berakhir perih.

Sebelum membaca buku ini saya mengenal nama Zen RS sebagai seorang penulis sepakbola yang sangat berbakat, sesekali juga saya menikmati tulisannya tentang sejarah. Saya tidak tahu kalau dia ternyata juga piawai menulis cerita fiksi. Sepakbola, sejarah, politik dan sastra sepertinya jadi kelebihan utama seorang Zen RS Keempatnya berhasil dia susun dengan rapi dalam novel ini. Bumbu sepakbola, sejarah Maluku, politik di belakang kerusuhan Maluku dan sesekali cerita sastra dari Maluku hadir di lembar demi lembar novel ini. Semua menyatu jadi sebuah cerita memikat.

Buku ini saya habiskan tidak lebih dari 3 jam, ini hanya ilustrasi betapa novel ini sangat memikat. Sejak membaca lembaran-lembaran pertama buku ini saya tidak punya alasan untuk berhenti sampai benar-benar ceritanya selesai. Sebuah cerita tentang sepakbola, politik, sejarah dan sastra yang sangat memikat. Percayalah! Anda harus membacanya sendiri.


Meski kurang dalam hal pemaparan, detil-detil kebudayaan yang diselipkan secara menyeluruh dalam Jalan Lain ke Tulehu mengajak para pembaca memahami fenomena kefanatikan sepakbola warganya. Begitu pula dengan detil-detil mengenai sepakbola yang menjadi fokus utama cerita. Banyaknya porsi yang diberikan dalam pembahasan budaya sepakbola Tulehu membuat novel ini cocok menjadi bahan bacaan para peminat budaya maupun olahraga.

Identitas/Kontak penulis:
Nama: Finda Rhosyana
IG: find__a
Email: arfiinda@gmail.com
Line: syanafinda
Blog Pribadi: findarhosyana.wordpress.com & a-journalistar.blogspot.com

Ringkasan ini telah direvisi oleh:
Yustika Stevania Silalahi sebagai Editor Utama
Amanda Indah Cecilia sebagai Asisten Editor
Link File Revisi: http://bit.ly/RevisiRingkasan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar