Kami kaji, kami tuliskan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 17 November 2019

Resensi Film "Aladdin" - Erafika & Tabita

0 comments



ALADDIN






Judul                            : Aladdin
Sutradara                     : Guy Ritchie
Produser                      : Dan Lin dan Jonathan Eirich
Penulis                        : John August dan Guy Ritchie
Pemeran                      : Will Smith, Mena Massoud, Naomi Scott, Marwan Kenzari, Navid
  Negahban, Nasim Pedrad, Billy Magnussen.
Durasi                         : 128 menit

Tayang Perdana          : 8 Mei 2019


Film Aladdin merupakan film fantasi musikal Amerika Serikat. Film ini diproduksi oleh Walt Disney Pictures. Film ini merupakan adaptasi film animasi Disney tahun 1992 dengan judul sama yang ditulis berdasarkan cerita rakyat Aladdin yaitu kumpulan cerita epik berjudul Seribu Satu Malam.

Film Aladdin menceritakan seorang pemuda yang hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya sudah lama meninggal dunia dan ia hanya tinggal dengan hewan peliharaannya yaitu seekor monyet bernama Abu. Aladdin dan monyetnya dikenal sebagai pencuri muda baik hati atau tikus jalanan di kota Agrabah. Suatu hari, Aladdin dan monyetnya bertemu seorang gadis tanpa identitas. Gadis itu ternyata adalah seorang Putri dari Kerajaan Agrabah bernama Putri Jasmine. Aladdin dan Jasmine kemudian berteman.

Sementara itu,Wazir Agung Jafar berencana untuk menggulingkan ayah Jasmine sebagai Sultan. Dia, bersama dengan sahabat burung kakatua peliharaannya Lago, mencari lampu ajaib yang tersembunyi di Gua Keajaiban yang akan memberinya tiga permintaan. Hanya satu orang yang dapat memasuki gua itu yaitu Aladdin. Aladdin ditangkap dan Jafar membujuknya untuk mengambil lampu. Di dalam gua, Aladdin menemukan karpet ajaib dan mendapatkan lampu. Setelah mendapatkan lampu ajaib itu, Jafar mendorong Aladdin ke dalam gua yang akan runtuh tersebut. Aladdin diselamatkan oleh karpet ajaib dan lampu ajaib itu berhasil dicuri kembali oleh Abu.

Aladdin menggosok lampu ajaib itu dan keluarlah Genie yang menjaga lampu ajaib tersebut. Aladdin dan Genie menjadi teman dekat. Genie memberi tiga permintaan kepada Alaadin. Salah satu permintaan Aladdin adalah ingin menjadi Sultan dari sebuah Kerajaan supaya bisa melamar Putri Jasmine.

Aladdin memasuki Agrabah sebagai Pangeran Ali dari Ababwa dan menjadi tontonan masyarakat Agrabah namun Putri Jasmin tidak tertarik dengan kemewahan Pangeran Ali. Jafar mengetahui identitas asli Aladdin dan berusaha mencuri kembali lampu ajaib itu.

Sultan menawarkan posisi Aladdin sebagai ahli waris, Aladdin, takut dia akan kehilangan Jasmine jika kebenaran terungkap. Genie memberi tahu Aladdin bahwa dia tidak jujur pada dirinya sendiri. Genie dan Aladdin mengalami pertengkaran kecil.

Lago membebaskan Jafar yang dipenjara oleh Sultan dan mencuri lampu ajaib milik Aladdin. Jafar menjadi tuan baru Genie. Jafar memiliki dua keinginan, pertamanya untuk menjadi Sultan dan kedua menjadi penyihir terkuat di dunia. Keinginan Jafar pun dipenuhi oleh Genie. Jafar mengasingkan Aladdin dan Abu ke tanah beku dan mengancam akan membunuh ayah Jasmine jika Jafar tidak dinikahkan dengan Jasmine.

Pada hari pernikahan Jafar dan Jasmine tiba, Aladdin muncul untuk menyelamatkan Jasmine dan ayahnya. Aladdin berhasil mencuri kembali lampu ajaib itu dan Genie menyetujui permintaan terakhir Jafar untuk menjadi yang paling kuat. Genie menafsirkan keinginan Jafar untuk menjadikannya seorang genie. Jafar pun terperangkap di dalam lampu ajaib hitam.

Aladdin membebaskan Genie. Genie pun berubah menjadi manusia. Sementara itu, identitas Aladdin yang asli sudah terungkap di depan Jasmine. Aladdin meninggalkan istana karena malu. Jasmine pun mengejar Aladdin dan mereka berdua menikah.

Film Aladdin versi real ini mendapat antusias yang tinggi dari para penonton. Penonton yang sudah menyaksikan film ini dalam versi animasi akan mendapati sedikit perbedaan yang menjadi kekurangan film ini. Seperti contohnya, latar tempat Agrabah yang diharapkan tidak terlalu sesuai dengan ekspektasi beberapa penonton. Yang dirasakan di film Aladdin ini kota Agrabah hanya diangkat kehidupan di pasarnya saja dan perwujudan kerajaannya tidak semewah ekspektasi. Peran ayah Princess Jasmine juga kurang terasa jika dibandingkan dengan versi animasi. Di versi animasi banyak scene antara Jafar dan Sultan, namun di versi yang sekarang penyelesaian permasalahan Jafar mulai jadi sultan hingga selesai terkesan seperti terburu-buru. Sifat princess Jasmine dalam versi real ini memiliki jiwa yang lebih kuat dibandingkan dengan yang versi animasi yang lebih feminim. Secara musikal versi real ini masih dibilang kurang maksimal, walaupun ada beberapa musik baru yang menarik untuk didengar. Namun, karena ini versi real nya, sutradara tidak dapat mengekspresikan secara maksimal akibat keterbatasan agar terlihat seperti nyata.


Dibalik kekurangan film ini, film Aladdin pantas diberikan apresiasi. Dibingkai secara apik oleh Guy sang sutradara, film ini berhasil mencuri perhatian para penonton. Penggambaran ulang dari seri animasinya berhasil ditaklukkan dalam film ini. Film Aladdin mungkin merupakan live action produksi Disney terbaik. Film ini terasa begitu megah dan meriah sehingga membuat saya rasanya tak ingin berkedip barang sedetik. Menghadirkan visual efek yang begitu spektakuler, kostum-kostum yang sangat cantik, hingga latar cerita yang begitu nyata membuat saya terkagum-kagum.  Kemegahan saat pertama kali menjadi Prince Ali sangat menakjubkan semua terlihat seperti nyata dialami pada kehidupan arabian yang mewah. Mena Massoud tampak sesuai dengan karakter Aladdin yang diimunisasi lengkap penonton walaupun rambutnya terbilang lebih lurus dan kurang gondrong seperti di animasi. Guy Ritchie sangat pandai menyeimbangkan sisi romantis adegan Aladdin-Jasmine dengan Genie yang sangat lucu sehingga penonton tidak akan dibuat bosan dengan kisah cinta dua sejoli yang dimabuk asmara. Walaupun Guy Ritchie mengembangkan ceritanya tapi tidak keluar jalur. Untuk yang kangen dengan film Aladdin tetap dapat menikmati film ini. Namun, bagi anda yang belum menonton film ini versi animasi, akan tetap merasakan keistimewaan dalam film serial Disney ini.




Penulis Resensi :

Erafika IG : @eragene


Tabita IG : @tabita_29


Tidak ada komentar:

Posting Komentar