Kami kaji, kami tuliskan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 19 November 2019

Resensi Film Maleficent: Mistress of Evil Murkanya Seorang Peri Jahat dan Dendam Calon Ibu Mertua oleh Resti Hanafiani dan Finda Rhosyana

1 comments

Sutradara  : Joachim Ronning
Produser : Joe Roth, Angelina Jolie, dan Duncan Henderson  
Skenaria : Linda Woolverton, Noah Harpster, Micah Fitzerman-Blue
Cerita Berdasarkan : Disney’s Sleeping Beaut y by Charles Perrault
Pemeran : Angelina Jolie, Elle Fanning, Harris Dickinson, Sam Riley, Ed Skrein, Imelda Staunton, Juno Temple, Lesley Manville, Michelle Pfeiffer, dll
Perusahaan Produksi : Walt Disney Pictures
Distributor : Walt Disney Studios Motion Pictures
Tanggal Rilis : 18 Oktober 2019
Durasi : 118 menit
Negara dan Bahasa : Amerika Serikat, Bahasa Inggris

Sinopsis

 “Pada suatu ketika, atau mungkin, pada dua ketika bagi kalian yang mengingat kisah ini. Ada seorang Fey yang sangat kuat. Namanya Maleficent. Karena sebuah alasan nyonya jahat sekaligus pelindung Moors ini telah mengutuk Aurora. Tetapi itu jauh sebelum ia mendapat pencerahan dari hati seorang anak manusia dan akhirnya membesarkan anak itu layaknya anak sendiri. Lalu cerita ini akhirnya hilang dilupakan. Tetapi saat cerita masa lalu ini tiba-tiba kembali diceritakan di seluruh kerajaan, Maleficent menjadi penjahatnya. Sekali lagi”.
Setelah kejadian lima tahun yang lalu, putri Aurora (Elle Fanning) diangkat menjadi seorang ratu di kerajaan Moors. Sebuah kerajaan tempat Maleficent (Angelina Jolie) dan para peri berasal. Pada suatu ketika pangeran Philip yang merupakan kekasih Aurora (Harris Dickinson) akhirnya melamar Aurora. Selain karena saling mencintai, pernikahan ini bertujuan untuk menyatukan dua kerajaan. Kerajaan dari bangsa peri yaitu Moors dengan kerajaan bangsa manusia, kerajaan Ulstead. Maleficent yang merupakan ibu angkat Aurora awalnya menentang rencana pernikahan mereka. Maleficent takut apabila nanti Aurora akan terluka karena cinta. Karena cinta bagi Maleficent tidak selalu berakhir indah. Aurora berusaha meyakinkan Maleficent bahwa Philip adalah orang baik. Kemudian Aurora pun mengajak Maleficent untuk turut hadir dalam jamuan makan malam di kerajaan Ulstead.
Setelah tiba di kerajaan Ulstead Maleficent dan Aurora disambut oleh raja John (Robert Lindsay) dan ratu Ingrith (Michelle Pfeiffer). Seperti pada kutipan kalimat di awal, cerita masa lalu Maleficent dan Aurora yang sudah lama dilupakan kembali diceritakan saat mereka tiba di kerajaan Ulstead. Awalnya dalam jamuan tersebut raja John menawarkan persatuan dan perdamaian di antara kedua kerajaan melalui ikatan pernikahan. Namun semua berubah menjadi kacau ketika ratu Ingrith terus saja membahas kisah masa lalu Maleficent yang akhirnya membuatnya marah dan mengeluarkan sihirnya. Di tengah kemarahan Maleficent, ratu Ingrith yang memiliki niat jahat untuk menguasai Moors menjebak Maleficent telah mengutuk raja John dan membuat raja John tertidur seperti Aurora dulu. Aurora yang kecewa pada Maleficent memilih untuk tinggal  di Ulstead dan meninggalkan Maleficent sebelum ia dapat memulihkan raja John kembali. Maleficent yang merasa dikhianati kedua kalinya memutuskan terbang, pergi meninggalkan kastil. Sayangnya, saat terbang Maleficent ditembak oleh suruhan ratu Ingrith dan jatuh ke laut. Tidak disangka, ternyata Maleficent diselamatkan oleh Dark Fey, bangsa sejenis Maleficent yang hidup terasing karena perburuan oleh manusia. 
Selepas Maleficent pergi, ratu Ingrith terus menyusun rencana untuk memusnahkan bangsa peri karena dendamnya pada bangsa peri. Ratu Ingrith pun merencanakan sebuah peperangan dengan bangsa peri. Akhirnya peperangan antara bangsa manusia dari kerajaan Ulstead dengan bangsa peri Dark Fey pun terjadi. Lalu bagaimana akhir dari peperangan tersebut? Akankah Maleficent kembali? Bagaimana pula akhir dari hubungan antara purti Aurora dengan pangeran Philip?
Kelebihan

Film Maleficent seri kedua yang merupakan lanjutan dari kisah Maleficent dan Aurora ini dikemas dengan latar konflik awal Aurora yang salah paham dengan Maleficent. Efek visualisasi kekuatan sihir Maleficent nampak juga lebih ditonjolkan dibandingkan dengan seri pertamanya. Dari segi visualisasi, sutradara Joachim Ronning cukup sukses memanjakan mata penonton dengan keindahan negeri-negeri peri yang penuh bunga-bunga dan alam yang terlihat nyata. Dari segi make-up juga sangat bagus dan unik. Di film Maleficent 2: Mistress of Evil kali ini, konflik antara ibu dan anak lebih diangkat kepermukaan. Tapi ditata sangat apik hingga menjadikan film berdurasi 118 menit ini sarat akan nilai moral sehingga layak ditonton keluarga. Contohnya, agar hidup berdampingan dalam damai dengan ‘kaum-kaum’ lain yang berbeda dari kita.

Kekurangan 

Secara keseluruhan sekuel film Maleficent 2 dapat dikatakan baik. Namun, dari segi lighting  atau pencahayaan terlihat lebih gelap dan kurang cocok untuk dinikmati anak-anak ataupun orangtua yang ingin bernostalgia dengan film Disney. Selain itu, meski film ini bisa ditonton oleh semua umur, terdapat beberapa adegan ciuman yang kurang pas dilihat anak-anak tanpa pendampingan orangtua.

Rekomendasi 

Film yang berdurasi 118 menit ini sangat direkomendasikan untuk disaksikan bersama keluarga.  Selain tampilan visual yang ciamik,  pesan moral yang terkandung pun amat banyak.  Bagi orang tua dianjurkan untuk mendampingi anak-anak ketika menonton film ini. 

Penulis:
Finda Rhosyana | arfiinda@gmail.com | findarhosyana.wordpress.com| IG @find__a | LINE @syanafinda

Resti Hanafiani | restiavi@gmail.com | http://gdnsya.blogspot.com/ | IG @gdnsya_ | LINE @restiavii10

Resensi ini telah direvisi oleh:
Yustika Stevania S dan Amanda Indah Cecilia selaku editor
Link File Revisi:
Revisi Resensi

1 komentar:

  1. Waah bagus banget aku sukaa. Semangat penulis penulis tangguh 💜

    BalasHapus