Kami kaji, kami tuliskan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 20 November 2019

RESENSI FILM "POSESIF" - NFMBARENDS & ALVI NAI'MATUS ZULFA

0 comments

 





IDENTITAS FILM



Judul               : Posesif

Sutradara         : Edwin

Produser          : Meske Taurisia
  Muhammad Zaidy

Penulis             : Gina S. Noer

Pemeran          : Putri Marino
  Adipati Dolken
  Yayu Unru
  Cut Mini

Durasi              : 102 menit


Lala seorang atlit berprestasi serta pelajar dengan banyak pengagum bertemu dengan Yudhis di ruang guru pada moment yang tidak pas. Perkenalan Lala dan Yudhis bermula saat keduanya tak sengaja bertemu di ruang guru. Lala sedang menyelesaikan soal ulangan susulannya, sedangkan Yudhis hendak mengambil sepatu yang disita karena berwarna putih.

Lala dan Yudhis kemudian menjalin hubungan spesial dan membawa keduanya dalam situasi yang rumit. Lala sedang berusaha mempertahankan posisinya dalam tim loncat indah yang akan diberangkatkan ke Sea Games apalagi pelatih tim yang juga ayah Lala sedikit mengacuhkan Lala karena sedang mendidik anak baru yang kemudian mulai menyaingi Lala, sementara Yudhis sendiri malah terus-terusan ingin ada didekat Lala bahkan lebih mengekang Lala dengan sifat cemburu yang cenderung kasar. Perilaku Yudhis lambat laun mulai mempengaruhi kehidupan Lala, bahkan Lala memutuskan untuk keluar dari tim setelah terjadi insiden saat latihan yang melibatkan Yudhis. Lala mulai tidak nyaman terhadap Yudhis namun setiap kali ia meminta putus Yudhis selalu datang memohon maaf dan mampu meluluhkan kembali hati Lala.
Lala dan Yudhis putus. Akan tetapi, cerita mereka tak lantas berhenti. Lala berupaya menolong Yudhis. Saat ke rumah Yudhis, Lala melihat perlakuan ibu Yudhis yang posesif. Kemunculan Ibu Yudhis pertama kali masih hal yang wajar, seorang Ibu yang sangat mengkhawatirkan dan bossy yang hanya mau terbaik untuk anaknya. Sang Ibu yang merupakan single parent karena ditinggal suaminya mulai melakukan kekerasan kepada Yudhis yang lantas membuka tabir kejelasan tentang darimana Yudhis mendapatkan sikapnya tersebut. Ketika Lala akhirnya mengetahui hal tersebut, sontak Lala seolah-olah melupakan hal buruk apa saja yang pernah dilakukan Yudhis dan serta merta merangkul Yudhis lagi dalam pelukannya atas nama kasih sayang yang masih dia rasakan ke Yudhis terlepas dari carut marut dan rumitnya hubungan yang mereka jalani sendiri.

Dua sejoli muda saling jatuh cinta dengan segala rintangannya, tidak gentar untuk tetap bersama, mereka melawan dunia. Hingga terjadilah sebuah puncak masalah mereka yang menyadarkan Yudhis bahwa tidak peduli sebesar apapun cinta mereka satu sama lain, sekuat apapun mereka berusaha untuk tetap bersama, hal tersebut tidak akan mungkin berhasil. Pemikiran Yudhis ini jelas dibantah telak oleh Lala yang sudah mengorbankan apapun; ayahnya, pertemanannya, hanya untuk bersama Yudhis seorang. Ketika akal pikiran lebih mendominasi daripada perasaan, disitulah akhirnya Yudhis meninggalkan Lala begitu saja, tanpa pesan manis, tanpa pesan yang dapat menenangkan hati. Tidak ada.

            Disinilah kesedihan lainnya yang menggetarkan hati terjadi. Ketika Lala pulang sendiri ke rumahnya dan mendekap erat Ayahnya sambil menangis terisak-terisak, Lala menceritakan semuanya kepada Ayahnya. Tentang bagaimana ia menjalankan sebuah hubungan dengan Yudhis, bagaimana sikap Yudhis kepadanya selama ini, dan lain sebagainya. Lala sangat menyesal tidak  mengikuti perkataan dari Ayahnya yang sudah melarangnya sebelum mereka terlanjur mempunyai hubungan. Lala melanjutkan semua impian Ayahnya yang ia belum laksanakan, Lala pun ingin membuat Ayah tercintanya kembali tersenyum dengan melihat keberhasilan yang telah digapainya dari impian-impian Ayahnya selama ini.

            Suatu hari Lala sedang lari pagi dan entah sengaja atau tidak, Lala berpapasan dengan Yudhis. Lala sempat tersentak sesaat melihat Yudhis karena sudah lama dia tak melihatnya, tapi kemudian Lala tetap lari ke depan dan tidak menyapa Yudhis. Begitulah cinta, bisa menjadi sesuatu yang sangat indah dan bisa juga destruktif dan membuat semua yang dulu berarti menjadi seperti tak pernah mempunyai arti. Ketika Lala melihat Yudhis kembali, mungkin dia jadi teringat tentang semua hal yang dia korbankan untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Yudhis, tetapi pada akhirnya dicampakkan karena keadaan. Tapi untungnya Lala sudah dalam keadaan tenang, dan dia pada akhirnya sanggup merelakan Yudhis pergi dari hidupnya dan berdamai dengan letupan emosi di hatinya.






Penulis Resensi : 

Nfmbarends | nandafebrinam.b@gmail.com | ig : Nfmbarends 

Alvi Nai'matuz Zulfa | alvinaima@gmail.com | ig: alvi.nmtzlf 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar