IDENTITAS FILM
Judul : Posesif
Sutradara : Edwin
Produser : Meske Taurisia
Muhammad Zaidy
Penulis : Gina S. Noer
Pemeran : Putri Marino
Adipati Dolken
Yayu Unru
Cut Mini
Durasi : 102 menit
Lala
seorang atlit berprestasi serta pelajar dengan banyak pengagum bertemu dengan
Yudhis di ruang guru pada moment yang tidak pas. Perkenalan Lala dan Yudhis
bermula saat keduanya tak sengaja bertemu di ruang guru. Lala sedang
menyelesaikan soal ulangan susulannya, sedangkan Yudhis hendak mengambil sepatu
yang disita karena berwarna putih.
Lala dan Yudhis kemudian menjalin
hubungan spesial dan membawa keduanya dalam situasi yang rumit. Lala sedang
berusaha mempertahankan posisinya dalam tim loncat indah yang akan diberangkatkan
ke Sea Games apalagi pelatih tim yang juga ayah Lala sedikit mengacuhkan Lala
karena sedang mendidik anak baru yang kemudian mulai menyaingi Lala, sementara
Yudhis sendiri malah terus-terusan ingin ada didekat Lala bahkan lebih
mengekang Lala dengan sifat cemburu yang cenderung kasar. Perilaku Yudhis lambat laun mulai
mempengaruhi kehidupan Lala, bahkan Lala memutuskan untuk keluar dari tim
setelah terjadi insiden saat latihan yang melibatkan Yudhis. Lala mulai tidak
nyaman terhadap Yudhis namun setiap kali ia meminta putus Yudhis selalu datang
memohon maaf dan mampu meluluhkan kembali hati Lala.
Lala dan
Yudhis putus. Akan tetapi, cerita mereka tak lantas berhenti. Lala berupaya
menolong Yudhis. Saat ke rumah Yudhis, Lala melihat perlakuan ibu Yudhis yang
posesif. Kemunculan Ibu Yudhis pertama kali masih hal yang wajar, seorang Ibu yang sangat
mengkhawatirkan dan
bossy yang hanya mau terbaik untuk anaknya. Sang Ibu yang merupakan single parent
karena ditinggal suaminya mulai melakukan kekerasan kepada Yudhis yang lantas
membuka tabir kejelasan tentang darimana Yudhis mendapatkan sikapnya tersebut.
Ketika Lala akhirnya mengetahui hal tersebut, sontak Lala seolah-olah melupakan
hal buruk apa saja yang pernah dilakukan Yudhis dan serta merta merangkul Yudhis
lagi dalam pelukannya atas nama kasih sayang yang masih dia rasakan ke Yudhis
terlepas dari carut marut dan rumitnya hubungan yang mereka jalani sendiri.
Dua
sejoli muda saling jatuh cinta dengan segala rintangannya, tidak gentar untuk
tetap bersama, mereka melawan dunia. Hingga terjadilah sebuah puncak masalah mereka yang menyadarkan Yudhis
bahwa tidak peduli sebesar apapun cinta mereka satu sama lain, sekuat apapun
mereka berusaha untuk tetap bersama, hal tersebut tidak akan mungkin berhasil.
Pemikiran Yudhis ini jelas dibantah telak oleh Lala yang sudah mengorbankan
apapun; ayahnya, pertemanannya, hanya untuk bersama Yudhis seorang. Ketika akal
pikiran lebih mendominasi daripada perasaan, disitulah akhirnya Yudhis
meninggalkan Lala begitu saja, tanpa pesan manis, tanpa pesan yang dapat
menenangkan hati. Tidak ada.
Disinilah kesedihan
lainnya yang menggetarkan hati terjadi. Ketika Lala pulang sendiri ke rumahnya
dan mendekap erat Ayahnya
sambil menangis terisak-terisak, Lala
menceritakan semuanya kepada Ayahnya. Tentang bagaimana ia menjalankan sebuah
hubungan dengan Yudhis, bagaimana sikap Yudhis kepadanya selama ini, dan lain
sebagainya. Lala sangat menyesal tidak
mengikuti perkataan dari Ayahnya yang sudah melarangnya sebelum mereka
terlanjur mempunyai hubungan. Lala melanjutkan semua impian Ayahnya yang ia
belum laksanakan, Lala pun ingin membuat Ayah tercintanya kembali tersenyum
dengan melihat keberhasilan yang telah digapainya dari impian-impian Ayahnya
selama ini.
Suatu hari Lala
sedang lari pagi dan entah sengaja atau tidak, Lala berpapasan dengan Yudhis.
Lala sempat tersentak sesaat melihat Yudhis karena sudah lama dia tak
melihatnya, tapi kemudian Lala tetap lari ke depan dan tidak menyapa Yudhis. Begitulah cinta, bisa menjadi sesuatu yang
sangat indah dan bisa juga destruktif dan membuat semua yang dulu berarti
menjadi seperti tak pernah mempunyai arti. Ketika Lala melihat Yudhis kembali,
mungkin dia jadi teringat tentang semua hal yang dia korbankan untuk tetap
mempertahankan hubungannya dengan Yudhis, tetapi pada akhirnya dicampakkan
karena keadaan. Tapi untungnya Lala sudah dalam keadaan tenang, dan dia pada
akhirnya sanggup merelakan Yudhis pergi dari hidupnya dan berdamai dengan
letupan emosi di hatinya.
Penulis Resensi :
Nfmbarends | nandafebrinam.b@gmail.com | ig : Nfmbarends
Alvi Nai'matuz Zulfa | alvinaima@gmail.com | ig: alvi.nmtzlf