RESENSI FILM JOKER
Judul: Joker (2019)
Genre: Drama, Thriller
Durasi: 122 menit
Rating: Dewasa
Sutradara: Todd Phillips
Penulis naskah: Todd Phillips, Scott Silver
Para pemain: Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy, Brett Cullen
Produksi: DC Films, Village Roadshow Pictures, Bron Creative, Joint Effort
Studio Distribusi: Warner Bros. Pictures
Genre: Drama, Thriller
Durasi: 122 menit
Rating: Dewasa
Sutradara: Todd Phillips
Penulis naskah: Todd Phillips, Scott Silver
Para pemain: Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy, Brett Cullen
Produksi: DC Films, Village Roadshow Pictures, Bron Creative, Joint Effort
Studio Distribusi: Warner Bros. Pictures
Sinopsis:
Joker mengisahkan
beragam kekerasan baik fisik maupun mental yang terpaksa diterima dan dilalui
oleh Arthur Fleck (Phoenix), seorang komedian gagal. Ia hidup di era ketika
Gotham dalam titik kronis, penuh ketimpangan, kejahatan, dan kemarahan pada
1980-an. Butuh kesiapan mental untuk bisa menerima dan memahami segala hal yang
dilalui oleh Fleck. Dalam konteks ini, sutradara Todd Phillips sungguh tak
membuat Joker sebagai hiburan yang mudah ditelan begitu saja.Konflik-konflik
sosial seperti masalah kesehatan mental, benturan antar-kelas, hingga politik
manipulatif ditampilkan secara nyata dan gamblang. Termasuk perjalanan kejiwaan
Fleck, dari semula seorang yang tertindas menjadi penjahat berdarah dingin yang
tidak merasakan apa-apa ketika mengambil nyawa seseorang. Kali ini, penonton
benar-benar diharapkan mematuhi aturan terkait klasifikasi usia dari lembaga
sensor. Joker sungguh dibuat untuk penonton usia 17 tahun ke
atas.Peringatan ini bukan hanya terkait aksi kekerasan fisik di dalam film,
tapi juga kedewasaan dalam menerima pesan di dalam film. Selain itu, penonton
yang memiliki masalah kesehatan mental atau depresi akan jauh lebih bijak
menghindari film ini. Atau mintalah pendampingan dari orang terdekat bila kukuh
ingin menyaksikannya.
Di
sisi lain, Joker juga menggambarkan betapa buruk dampak yang
muncul terhadap seseorang yang merasakan kekurangan cinta, apresiasi, penerimaan,
dan kasih sayang dari sekelilingnya. Ditambah lagi kegagalan pemerintah dalam
membantu mereka yang termasuk dalam kaum marjinal - termasuk di dalamnya
orang-orang yang membutuhkan bantuan psikolog profesional. Masalah yang
sebenarnya bisa terjadi dengan siapa pun di dunia ini, bukan hanya Joker.
Atas
narasi dan pesan di balik cerita gelap ini, Phillips memang patut mendapatkan
apresiasi luar biasa. Ia mampu menyuguhkan sebuah paket lengkap dari karya
sinematik. Namun, patut diingat, film ini sendiri menjadi bahan perdebatan,
terutama karena membuat penonton berempati dengan sosok penjahat berdarah
dingin .Meskipun begitu, dengan penampilan Phoenix sebagai Joker, ia sejatinya
telah memenangkan hati para penonton. Sorot mata, raut wajah, gerak tubuh,
bahkan tawanya mampu menyampaikan kesakitan yang dialami serta tragis hidup
seorang Arthur. Bila membandingkan Phoenix dengan Heath Ledger sebagai salah
satu aktor terbaik yang memerankan Joker, keduanya merupakan versi berbeda dan
sulit untuk dibandingkan. Joaquin Phoenix hebat memainkan Arthur Fleck sebelum
menjadi Joker. Sedangkan Heath Ledger adalah versi terbaik setelah menjadi Joker.
Kelebihan
film joker:
1. Film
ini banyak menceritakan tentang gambaran kesehatan mental. Yang mana itu sangat
bagus agar penonton film ini banyak mendapatkan pengetahuan bagaimana pengaruh
kesehatan mental.
2. Film
ini mengangkat latar waktu tahun 70-an. Dengan mengangkat latar waktu ini bisa
menambah pengetahuan penonton tentang bagaimana suasana, tempat-tempat,
tekhnologi, alat komunikasi, serta alat transportasi di tahun 70-an ini di New
York.
3. Segala
aspek teknis dan artistik film ini jauh di atas rata-rata dari film Hollywood
pada umumnya.
4. Secara
visual dan audio film ini juga memberikan kesan mendalam bagi penontonya.
5. Film
ini memperlihatkan bagaimana pentingnya rasa empati kepada sesama, apalagi
kepada mereka yang punya keistimewaan tersendiri. Karena mereka yang istimewa
ini tenyata sangat mengingat betul siapa yang berbuat baik ataupun buruk
terhadap mereka.
6. Film
ini juga memberikan pesan bahwa orang jahat itu bisa terlahir dari orang baik
yang tersakiti.
Kekurangan
film joker:
1. Film
ini sangat bisa sekali untuk menstimulasi penonton untuk meniru segala adegan
yang ada.
2. Musik
dan gambar yang diambil juga ada yang membuat penonton terganggu. Seperti
misalnya menggambarkan kekerasan fisik dan mental secara terang-terangan.
3. film
ini bisa membuat penonton menumbuhkan rasa empati kepada sosok penjahat
berdarah dingin tanpa mereka sadari. karena jika tidak memahami dengan baik alur dan cerita dari film ini maka
kemungkinan besar yang akan terjadi adalah penonton akan beranggapan yang jahat
itu adalah yang baik.
4. Film
ini bisa merusak fisik dan mental jika tidak dipahami dengan baik.
Rekomendasi:
Film Joker ini cocok di ditonotn untuk usia
17 tahun keatas, karena cerita yanga ada di film ini harus dimengerti dan
dipahami dengan baik. film ini juga banyak sekali memberikan pengetahuan
tentang bagaimana cara agar kita bisa memhami orang lain dengan lebih baik,
mengetahui kelemahan dan kelebihan diri kita, mengetahui mana yang disukai dan
tidak disukai.
Film ini juga megajarkan para penontonnya untuk bisa
lebih menumbuhkan rasa memanusiakan manusia, kepada siapapun. Tidak hanya yang
sudah dipaparkan di atas, film ini wajib ditonton karena sangat persis dengan
kehidupan kita, menumbuhkan rasa lebih peka terhadap lingkungan sekitar,
membuat kita lebih paham tentang bagaimana bahayanya permasalahan kelas sosial
yang terjadi dalam masyarakat, dan film ini mengajarkan kita tentang psikologis
yang menarik.