Kami kaji, kami tuliskan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 10 November 2019

Ringkasan Film Susah Sinyal - Tabita

0 comments

Ringkasan Film Susah Sinyal - Tabita



Sukses dengan dua film yang sebelumnya, kali ini Ernest Prakasa mengangkat potret yang sama seperti ciri khas Ernest Prakasa di Ngenest The Movie (2015) dan Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal juga mengangkat potret keturunan Tionghoa di Indonesia Namun dalam film ini, Ernest Prakasa tetap membesut film bertema keluarga, tetapi bukan tentang masalah keluarga dan budaya melainkan tentang keluarga yang terhimpit kesibukan.
Alih-alih menjadi fondasi cerita seperti dua film Ernest sebelumnya, kisah keturunan Tionghoa di Susah Sinyal justru jadi bumbu pemanis. Lelucon khas Ernest soal etnis Tionghoa yang diselipkan di sela-sela cerita itu, mampu menuai gelak tawa. Ernest yang kali ini bekerja sama dengan istrinya, Meira Anastasia, menulis skenario film Susah Sinyal yang masih berkutat pada hubungan keluarga dalam masyarakat awam.
Jika sebelumnya di Cek Toko Sebelah Ernest menyoroti jalinan ayah dan anak, sekarang Ernest fokus pada hubungan ibu dan anak. Hubungan ibu dan anak itu dikisahkan Ernest mulai dari drama Ellen (Adinia Wirasti) dengan Kiara (Aurora Ribero) yang merupakan inti cerita, hingga Iwan (Ernest Prakasa) dan Mamanya (Dayu Wijanto) yang hanya menjadi pelengkap. Ernest membuat hubungan antar sejumlah karakter itu tersambung lewat adegan yang disajikan dengan detail. Tiap adegan seolah berkaitan dengan adegan lain, walaupun lokasi, waktu, serta tokoh di dalamnya berbeda-beda.
Kisah cerita ini berawal dari Ellen (Adinia Wirasti) yang memutuskan untuk membuka kantor pengacara sendiri setelah sekian lama bekerja di firma hukum milik orang lain. Dibantu Iwan (Ernest Prakasa) yang sudah lama membantunya menangani sejumlah kasus saat di kantor yang lama. Ellen kemudian mulai menjalankan kantor pengacaranya, diterima pula Astrid (Valerie Thomas) sebagai pengacara magang dan Ngatno (Dodhit Mulyanto) sebagai office boy sekaligus resepsionis.
Ellen memiliki seorang putri bernama Kiara (Aurora Ribero), hubungan keduanya tidak terlalu bagus karena Ellen lebih banyak berada di luar rumah untuk bekerja sementara Kiara dirawat dirumah oleh neneknya (Niniek L. Karim), Kiara yang merasakan kurangnya kasih sayang ibu lebih dekat dengan sang nenek.
Masalah mulai muncul ketika sang nenek tiba-tiba meninggal, Ellen yang kehilangan ibunya tidak tahu cara mendekatkan diri ke Kiara, sementara Kiara yang goyah karena kematian sang nenek juga masih terus menutup diri dari Ellen. Atas saran dari guru Bimbingan Konseling di sekolah Kiara, Ellen kemudian mengajak Kiara untuk liburan dan Kiara langsung mengusulkan untuk liburan ke Sumba.
Ternyata Ellen masih belum tenang untuk meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk berlibur, apalagi kasus pertama yang mereka tangani cukup bagus untuk menaikkan pamor kantor pengacaranya. Iwan dan Astrid kemudian menjamin bahwa semua pekerjaan akan mereka tangani dan untuk koordinasinya bisa dilakukan melalui telepon.
Ellen dan Kiara tiba di Sumba dan menginap di sebuah hotel milik Tante Maya (Asri Welas) yang ramah, atraktif, dan juga genit. Ellen dan Kiara dilayani pula oleh tiga pegawai Tante Maya yang kocak, bahkan Kiara bisa dekat dengan salah satu pegawai Tante Maya.
Meskipun hotel Tante Maya terbilang mewah namun ternyata di area hotel tersebut tidak bisa mengakses jaringan komunikasi, praktis Ellen kesulitan berkoordinasi dengan Iwan soal pekerjaan dan Kiara pun tak bisa aktif di media sosial.
Sedikit demi sedikit ditengah kesusahan sinyal, Ellen mulai bisa mendekati Kiara, bahkan setelah mendengar Kiara mengikuti sebuah audisi kontes menyanyi, Ellen menyanggupi untuk hadir menyaksikan Kiara menyanyi di audisi tersebut.
Setelah mereka kembali ke Jakarta, keduanya yang telah saling membuka diri kemudian kembali sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
Ellen kembali berkutat dengan kasus yang ditanganinya sementara Kiara sibuk untuk mempersiapkan diri mengikuti audisi. Saat mengetahui jadwal sidang kliennya diundur dan bertepatan dengan waktu audisi Kiara, Ellen pun dihadapkan pada keadaan yang menyulitkan dan ia pun tak mampu melawan keadaan yang membuatnya mengecewakan Kiara sehingga hubungannya dengan putrinya yang sudah mulai cair harus kembali berantakan. Ellen pun harus memulai dari awal lagi untuk mengobati kekecewaan Kiara sekaligus membantu Kiara mewujudkan impiannya yang tertunda.
Menggunakan lokasi yang terbilang banyak, Ernest menempatkan porsi masing-masing kejadian dengan pas. Komposisi antara drama masalah dengan penghibur seperti komedi juga terasa tidak berat-sebelah. Unsur komedi yang dibawakan para aktor dalam film ini datang melalui dialog yang santai dan kocak, ditambah dengan ekspresi yang mumpuni. Percakapan antartokoh itu banyak menyentil dan menertawai realita sosial pada zaman ini.
Para tokoh tampak semakin klop dengan gaya Ernest menyutradarai Susah Sinyal. Maklum, beberapa artis dan standup comedian yang sebelumnya terlibat dalam proyek Cek Toko Sebelah juga kembali tampil di Susah Sinyal. Mereka adalah Chew Kinwah, Gisella Anastasia, Melissa Karim, Arief Didu, Aci Resti dan Dodit Mulyanto.
Namun tak semua terasa pas dalam film Susah Sinyal. Keterbatasan durasi mungkin menjadi kendala bagi Ernest dalam menyelesaikan drama ibu dan anak tersebut dengan epik. Ernest pun seharusnya mampu menghasilkan drama hubungan ibu dan anak yang lebih menggigit, mengingat relasi ini amat dekat dengan kehidupan sehari-hari.Dalam film Susah Sinyal, Ernest tampak lebih banyak memberikan bumbu komedi dibanding menu utama berupa drama ibu dan anak. 
Padahal, kepiawaian Ernest dalam membungkus drama hubungan manusia sehari-hari sudah mulai diakui sejak Cek Toko Sebelah tayang di bioskop hingga akhirnya dianugerahi Piala Citra untuk Penulis Naskah Asli Terbaik. Meski begitu, Ernest masih bisa menyampaikan pesan bahwa dalam kondisi terpencil sekalipun, masalah komunikasi seperti dalam film ini masih bisa diperbaiki.
Gereget dan kelucuan Susah Sinyal ini bisa jadi salah film yang mengisi libur akhir tahun dan menyongsong 2018. Film yang berdurasi 110 menit ini sudah tayang di semua bioskop sejak 21 Desember 2017. Anda dapat menyaksikan lewat aplikasi tonton film yang anda sukai.




Telah disunting oleh:
Editor Utama: Setyo Wibowo | setyowibb@gmail.com | Ig: @wibsetyo
Asisten Editor: Amelia Effendy | effendyamelia@gmail.com | Ig: @ameliaeffendy

Link: https://drive.google.com/file/d/1v6v9e3oQEFnjYvrsQmsjKmlrUcYbVPug/view?usp=sharing 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar